INFLASI
Bulan dan tahun Tingkat inflasi
Juli 2009 2.71 %
Juni 2009 3.65 %
Mei 2009 6.04
%
April 2009 7.31
%
Maret 2009 7.92
%
Februari 2009 8.60
%
Januari 2009 9.17
%
Desember 2008 11.06 %
November 2008 11.68 %
Oktober 2008 11.77
%
September 2008 12.14 %
Agustus 2008 11.85
%
Juli 2008 11.90
%
Data inflasi dari
Inflasi CPI - Bank Sentral Republik Indonesia
Inflasi di Indonesia
diumpamakan seperti penyakit endemis dan berakar di sejarah. Tingkat inflasi di
Malaysia dan Thailand senantiasa lebih rendah. Inflasi di Indonesia tinggi
sekali di zaman Presiden Soekarno, karena kebijakan fiskal dan moneter sama
sekali tidak prudent (“kalau perlu uang, cetak saja”). Di zaman Soeharto,
pemerintah berusaha menekan inflasi - akan tetapi tidak bisa di bawah 10 persen
setahun rata-rata, antara lain oleh karena Bank Indonesia masih punya misi
ganda, antara lain sebagai agent of development, yang bisa mengucurkan kredit
likuiditas tanpa batas. Baru di zaman reformasi, mulai di zaman Presiden Habibie
maka fungsi Bank Indonesia mengutamakan penjagaan nilai rupiah. Tetapi karena
sejarah dan karena inflationary expectations masyarakat (yang bertolak ke
belakang, artinya bercermin kepada sejarah) maka “inflasi inti” masih lebih
besar daripada 5 persen setahun.[1]
Bulan dan tahun Pertumbuhan ekonomi
Maret 2006 15.74
%
Juni 2006 15.53
%
September 2006 14.55 %
Desember 2006 6.60 %
Data pertumbuhan
ekonomi dari Inflasi CPI - Bank Sentral Republik Indonesia
Perekonomian
Tanda-tanda perekonomian
mulai mengalami penurunan adalah ditahun 1997 dimana pada masa itulah awal
terjadinya krisis. Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar pada
level 4,7 persen, sangat rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang 7,8 persen.
Kondisi keamanan yang belum kondusif akan sangat memengaruhi iklim investasi di
Indonesia. Mungkin hal itulah yang terus diperhatikan oleh pemerintah. Hal ini
sangat berhubungan dengan aktivitas kegiatan ekonomi yang berdampak pada
penerimaan negara serta pertumbuhan ekonominya. Adanya peningkatan pertumbuhan
ekonomi yang diharapkan akan menjanjikan harapan bagi perbaikan kondisi ekonomi
dimasa mendatang. Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka
harapan meningkatnya pendapatan nasional (GNP), pendapatan persaingan kapita
akan semakin meningkat, tingkat inflasi dapat ditekan, suku bunga akan berada
pada tingkat wajar dan semakin bergairahnya modal bagi dalam negeri maupun luar
negeri.
Namun semua itu bisa
terwujud apabila kondisi keamanan dalam negeri benar-benar telah kondusif.
Kebijakan pemerintah saat ini di dalam pemberantasan terorisme, serta
pemberantasan korupsi sangat turut membantu bagi pemulihan perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator makro ekonomi
menggambarkan kinerja perekonomian suatu negara akan menjadi prioritas utama
bila ingin menunjukkan kepada pihak lain bahwa aktivitas ekonomi sedang
berlangsung dengan baik pada negaranya. [a klik
http://www.ainisastra.com/2011/05/makalah-tentang-inflasi-dan.html]
0 komentar:
Posting Komentar